Dampak kram perut yang dialami seorang perempuan ketika periode menstruasi tentu sangat mengganggu aktivtas sehari-hari mereka, rasa sakit yang dialami pun berbeda-beda. Kini hadir solusi baru nyeri haid dan kram perut saat menstruasi.
Kram perut karena menstruasi diakibatkan kondisi tubuh mengalami perubahan, kontraksi dinding rahim menekan pembuluh darah sehingga memutus aliran darah yang mengantarkan oksigen. Akibatnya kadar oksigen menjadi rendah dan muncuk zat prostaglandin yang memicu rasa sakit.
Yang dimaksud dengan dismenore adalah satu bagian paling mengganggu dan umum ketika sudah masuk dalam masa periode atau sebelum menstruasi. Para perempuan akan mendapatkan ini secara rutin, untuk itu perlu diketahui penyebab dan gejala tejadinya dismenore yakni primer dan sekunder.
Dismenore primer adalah nama lain dari nyeri atau kram menstruasi yang umumnya terjadi pada perempuan, kram ini biasanya muncul dalam satu atau dua hari menjelang perempuan tersebut memasuki periode menstruasi, biasanya muncul dengan rasa nyeri di bawah perut.
Kram haid ini mulai dirasakan sesaat sebelum atau ketika awal masa menstruasi dan berlanjut hingga selama tiga hari. Rasa nyeri akan berkurang seiring bertambahnya usia wanita, bahkan dapat berhenti selanjutnya ketika perempuan melahirkan bayi pertama mereka.
Penyebab dismenore diantaranya adalah munculnya kontraksi otot di rahim, jika terlalu kuat menekan, maka pembuluh darah di dekatnya akan memotong pasokan oksigen ke jaringan otot rahim. Namun ada pula penyebab lain yang menyebabkan rasa kram.
Kemudian dismenore sekunder merupakan nyeri atau kram yang disebabkan oleh gangguan terhadap organ reproduksi perempuan. Kondisi kram ini biasanya terjadi mulai lebih awal dalam siklus menstruasi dan terjadi lebih lama ketimbang kram menstruasi.
Dismenore sekunder juga dapat terjadi akibat setelah dilakukan prosedur medis, diantaranya seperti kauter, cryotherapy, konisasi, radiasi, biopsi, endometrium atau disebut dengan pemasangan AKDR (IUD).
Pada periode menstruasi, dinding uterus akan memproduksi hormon prostaglandin yang menyebabkan uterus berkontraksi hingga sering kali menimbulkan rasa sakit. Wanita dengan jumlah hormon lebih dari normal akan mengalami kram ketika bagian otot kehilangan pasokan oksigen.